Wacana 1 (tulisan resmi)


SAMBUTAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA 60)
Pada Acara Peringatan Hari Pahlawan (10 November 1945)
Jakarta, 10 November 2008





Assalaamu’alaikum Wr. Wb.
Yang terhormat Bapak Komite SMA 60,
Yang terhormat Wakil Kepala SMA 60, beserta pengurus dan guru- guru SMA 60,
Dan yang saya banggakan para anak didik saya, serta hadirin yang berbahagia.

Bapak- bapak serta hadirin yang berbahagia,
Alhamdulillah di pagi yang cerah ini puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan pertolongan-Nya kepada kita semua, sehingga dapat berkumpul dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh tepat pada hari ini. Untuk itu mari bersama- sama dengan mengucapkan basmallah agar kita mendapatkan banyak nikmat- nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada kita yang tidak dapat terhitung jumlahnya, seperti sabda Allah SWT dalam QS.Surat Ibrahim ayat 34. Semoga pada hari ini dengan mendengarkan pidato yang saya utarakan kita dapat mengambil hikmah dari peringatan hari pahlawan ini, sehingga kita dapat mewarisi sifat dan jiwa kepahlawanan seperti para kusuma bangsa Indonesia.
Hadirin yang berbahagia,
Dalam setiap peringatan Hari Pahlawan semua masyarakat bangsa Indonesia merasa senang karena mereka telah mersakan kebebasan sebagaimana manusia yang semestinya. Mari kita ingat kembali peristiwa disaat tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan. Dimana tentara Sekutu datang ke Indonesia beserta tentara Belanda untuk menggagalkan kemerdekaan Republik Indonesia. Namun atas berkat rahmat Allah SWT, rencana jahat para penjajah berhasil diatasi oleh para pemuda- pemudi saat itu. Para pemuda- pemudi melakukan pertempuran untuk melawan tentara Sekutu dan Belanda beserta NICA. Kejadian itu terjadi dikota Surabaya tepat pada tanggal 10 November 1945.
Para hadirin yang saya banggakan,
Pada peristiwa 10 November itu terdapat banyak korban jiwa dan harta benda yang berjatuhan, namun karena semangat para pemuda- pemudi yang berapi- api dan tidak takut mati sampai titik darah penghabisan. Akhirnya para penjajah merasa gentar dan berfikir untuk menambah pasukan tentara dari Negara mereka. Sejak saat itu para pemuda- pemudi disebut sebagai arek- arek Surabaya yang bertekad bulat dan berfikir lebih baik mati daripada harus menyerakan kekuasaan kepada para penjajah. Para pemuda- pemudi inilah yang disebut sebagai pahlawan, namun bukan berarti orang- orang yang memperjuangkan kemerdekaan melawan penjajah yang memanggul senjata saja yang disebut sebagai pahlawan. Tetapi seseorang yang memiliki sifat rela berkorban untuk melakukan kebenaran juga disebut sebagai pahlawan, bahkan seorang guru juga disebut sebagai pahlawan yaitu pahlawan tanpa tanda jasa yang telah berkorban dengan seluruh tenaga untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga memunculkan generasi- generasi penerus bangsa yang dapat memajukan bangsa Indonesia.
Sebagaimana yang telah kita saksikan dalam peran seorang pahlawan yaitu mengisi kemerdekaan dengan pembangunan lahir dan batin yang membutuhkan pengorbanan. Oleh karena itu, melalui peringatan Hari Pahalawan ini marilah kita tingkatkan semangat berkorban demi kecintaan kita terhadap tanah air, bangsa, dan Negara Republik Indonesia. Dengan itu mari kita buktikan dalam bentuk mensukseskan pembangunan kehidupan bangsa Indonesia.
Saudara- saudara sekalian yang saya hormati,
Dengan demikian saya berharap kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi hadirin yang berada disini untuk memiliki jiwa kepahlawanan dalam segala hal yang bersifat membangun kehidupan bangsa agar terhindar dari kesengsaraan dan kebodohan. Dan akhirnya akan membuat kita bisa menjadi lebih sukses dari sebelumnya, sehingga dapat mencapai cita- cita untuk menciptakan Negara yang adil, makmur, dan bermutu serta aman.
Demikianlah yang bisa saya sampaikan, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

0 Response to " "

Posting Komentar